Wajib tau, Inilah Sejarah Bambu Runcing
10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan, karena berkat perjuangan pantang menyerah para pahlawan Indonesia akhirnya kita bisa merasakan hidup yang tenang seperti sekarang ini.
Berbicara mengenai perjuangan para pahlawan Indonesia, selau lekat kaitannya dengan senjata tradisional yang digunakan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah yakni bambu runcing. Hanya menggunakan bambu runcing, para pahlawan Indonesia mampu mengusir penjajah. Lantas seperti apa sih kehebatan bambu runcing yang fenomenal tersebut?
Pada jaman dahulu pada, di daerah Parakan Temanggung, Jawa Tengah, hiduplah seorang ulama yang sangat tawadhu dan juga begitu dihormati oleh masyarakat sekitar. Beliau bernama Kiai Subchi, setiap hari Kiai Subchi hari berkeliling kampung untuk mengajar ngaji serta menjadi penyuluh pertanian. Beliau menjadi panutan oleh masyarakat, bahkan setiap ada persoalan, masyarakat selalu mendatangi beliau guna mendapatkan solusi.
Pada tahun 1941 Kiai Subchi punya firasat bahwa akan terjadi perang. Beliaupun mengumpulkan para santri serta pemuda desa guna mengadakan persiapan perang. Dalam pertemuan tersebut dihadiri juga Kiai Noer (Putera Kiai Subchi) dan lurah Masúd (Adik Kiai Subchi) guna membentuk pasukan Hizbullah-Sabilillah yang dipimpin oleh Kiai Subchi sendiri.
Sayangnya, pasukan yang baru dibentuk tersebut mengalami kendala dalam hal persenjataan. Karena pada masa itu, sebagain besar warga hanya memiliki senjata pedang, golok, klewang, keris, tombak dan sebagainya. Ditambah lagi tak semua warga memiliki sejata - sejata tersebut.
Dan setelah berdiskusi cukup panjang, Kiai Noer yang tak lain merupakan putra Kiai Subchi mengusulkan supaya pasukan yang baru dibentuk tersebut dipersenjatai dengan cucukan (Bambu yang diruncingkan ujungnya). Karena bambu mudah diperoleh di mana-mana serta mudah membuatnya. Selain itu, luka yang disebabkan oleh tusukan cucukan akan lebih parah dan sulit untuk diobati. Akhirnya usul Kiai Noer pun diterima secara mufakat.
Dibentuknya pasukan baru tersebut kemudian menimbulkan 'darah baru' atau semangat di kalangan pemuda saat itu serta yakin bahwa senjata baru cucukan / bambu runcing memiliki keistimewaan yang dahsyat. Hingga akhirnya setiap ada pasukan baru dengan senjata cucukan, mereka pasti mendatangi Kiai Subchi untuk meminta do'a.
Setahun setelah firasat Kiai Subchi, Jepang pun datang dan terjadilah perang besar antara Belanda melawan Jepang. Pasukan Jepang yang ingin menguasai Parakan pun dihadang oleh Pasukan Bambu Runcing Kiai Subchi. Hingga akhirnya Jepang pun kewalahan dan mengurungkan niatnya ke Parakan, kemudian mereka meneruskan geraknya ke Wonosobo. Kabar keberhasilan pasukan cucukan / bambu runcing Kiai Subchi dalam menghalau pasukan Jepang tersebut menjadi buah bibir pasukan lainnya.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Magelang masih diduduki Jepang. Pasukan Hizbullah dari daerah Parakan serta daerah Kedu pun bersatu untuk mengusir Jepang dari Magelang. Dalam pertempuran tersebut, pasukan Jepang begitu ketakutan saat menghadapi pasukan cucukan yang di pimpin Kiai Subchi. Dan hal tersebut semakin menaikan pamor senjata cucukan atau bambu runcing.
Semakin meluasnya kabar tentang keberhasilan pasukan cucukan Kyai Subchi mengusir penjajah, sosok Kiai Subchi pun menjadi sangat terkenal. Apalagi pasukan Hizbullah yang bersenjatakan cucukan juga sukses memukul mundur pasukan Gurkha dari Magelang hingga ke Semarang.
Sejak saat itulah banyak pejuang kemerdekaan dari berbagai daerah berduyun-duyun datang ke Parakan, lengkap dengan bambu runcingnya, guna menemui Kiai Subchi serta meminta do'a beliau. Bahkan saking fenomenalnya, Bambu Runcing yang dipakai Kiai Subchi sendiri menjadi legenda dan diminta oleh Museum ABRI untuk dijadikan koleksi bersejarahnya.
Posting Komentar untuk "Wajib tau, Inilah Sejarah Bambu Runcing"
Posting Komentar