Mengenali Problem dan Mengubah Mindset

Problem solving
Motivasi
Dari yang saya amati. Kebanyakan dari kita, tumbuh dan berkembang tanpa dibekali ilmu life skill di bidang kesehatan mental.

Pun dengan saya. Saya benar - benar merasa sudah terlambat mengetahui hal ini. Tahun - tahun terdahulu, saya hidup dalam situasi mental yang tidak stabil karena begitu susah untuk memanage kemarahan, iri hati, cemburu, kurang PD dan emosi negatif lainnya. Sehingga sifat buruk tersebut seakan lekat dan silut di hilangkan.

Saya yakin saya tidak sendiri, dan saya juga yakin kalian yang merasa diri kalian buruk karena memelihara emosi negatif tersebut sejatinya ingin berubah kan?

Tak perlu terlalu menyalahkan diri sendiri, dan tak perlu juga menyalahkan orang lain. Bagaimana pun, hal ini sering terjadi secara turun temurun karena faktor pola asuh dan pendidikan.

Oleh sebab itu, saya khususkan tulisan ini untuk kalian para pembaca supaya bisa memutus rantai turun temurun negatif tersebut sehingga generasi mendatang menjadi generasi yang memiliki kesehatan mental yang baik.

Satu ilmu dasar yang ingin saya bagikan kepada teman - teman adalah Mengenali Konflik / Problem dan Mengubah Mindset.

Setiap manusia dilahirkan dengan sifatnya masing - masing. Namun, dari sekian macam sifat yang dimiliki manusia. Ada satu sifat default yang sangat lekat dengan diri kita yaitu Menghindari Konflik (saya banget waktu dulu)

  • Konflik ditimbulkan oleh ketimpangan/gap. Bisa merupakan perbedaan kepentingan, misalnya: orang tua yang ingin anaknya kuliah di kedokteran, dan si anak yang artistik yang ingin jadi seniman. Gap dalam keagamaan, yang banyak sekali di negeri kita, yang menurut golongan A harus begini golongan B yang berbeda sudah pasti akan berkonflik. Dalam pertemanan, misalnya temanmu melakukan sesuatu yang menurutmu tidak semestinya, maka Gap-nya adalah gap antara personal values/nilai pribadimu dengan kenyataan yang terjadi pada temanmu.
    Intinya, pahami bahwa Konflik ditimbulkan oleh gap. Tapi Gap tidak selalu menjadi konflik, hanya potensi saja.
  • Gap/ketimpangan adalah akibat lumrah dari perbedaan. Perbedaan persepsi, perbedaan tujuan, perbedaan mindset.
  • Sedangkan jangankan dari jutaan manusia, dari anak-anak yang keluar dari rahim yang sama, pasti berbeda.
  • Jadi: Konflik adalah hal natural, alami, yang lumrah terjadi, dan harus dialami, bukan untuk dihindari.

Masih bingung?
Sederhana saja, intinya konflik / problem dalam hidup kita merupakan suatu hal yang lumrah dan akan tetap ada sampai kapanpun. Sehingga, lari dari konflik bukanlah pilihan yang tepat karena nantinya itu hanya akan menambah beban hidup kita. Yakinlah jika semua masalah yang ada di dunia ini pasti bisa diselesaikan.
Jika kita sudah lebih berani untuk menghadapi konflik yang ada. Pelajaran berikutnya adalah Perkecil scope untuk hal-hal yang menjadi urusanmu. Sedikit demi sedikit, coba putar ulang memorimu tentang problem apa saja yang telah kamu hadapi, dan coba dipetakan. Apakah itu sebenarnya sesuatu yang mestinya bukan problemmu tapi kemudian kamu anggap sebagai problemmu?

Mengenali suatu problem tanpa reaktif, untuk mengenali apakah ini ada dalam lingkupmu, itu akan menyelamatkanmu dari banyak sekali urusan yang menyedot energi dan perhatianmu, sedangkan langkah terbaik adalah membiarkan masalah itu tanpa mencampurinya.

Hal ini karena, banyak dari konflik dan persoalan yang kita hadapi faktanya merupakan konflik kita dengan sesuatu yang ada di dalam diri kita sendiri, apakah itu ego, emosi, atau keinginan lainnya.

Intinya, tanggung jawab terbesar untuk kita secara individu adalah untuk melakukan perjalanan jauh ke dalam diri kita sendiri. Untuk benar-benar mengerti semua "baggage" yang kita bawa.

Aku jadi ingat salah satu temanku yang mengerti bahwa tendensi dia untuk selalu haus perhatian, dan jadi baper kalo nggak diperhatikan, ternyata muncul karena waktu dia kecil sering ditelantarkan oleh orang tuanya.

Tapi, pengertian kita jangan berhenti di sini. Dan tak perlu juga untuk men-judge serta menyalahkan apa yang telah terjadi di masa lampau. Pengertian ini adalah satu pintu untuk memasuki penyembuhan.
Komponen terbesar memang adalah pengenalan terhadap diri sendiri. Ketika kamu sudah sadar bahwa ada berbagai macam di dalam dirimu, ada ego yang ingin selalu penting, selalu benar; ada berbagai emosi, kecemasan akan masa depan, ada kemarahan, ada kebiasaan selalu mencari validasi dari orang lain, berburu 'Like' dll, pengertian tentang itu semua akan muncul ketika kamu melakukan perjalanan menuju kesadaran. Semakin muda kamu melakukan ini, lebih baik.

Pengenalan diri yang dalam akan membawamu lebih santai dan lebih siap ketika waktunya memutuskan suatu keputusan di persimpangan jalan.

Posting Komentar untuk "Mengenali Problem dan Mengubah Mindset"