Tentang New Normal (Berdamai dengan COVID-19)
Dari awal, menurutku keputusan untuk lockdown, PHK / dirumahkan, ditutupnya tempat ibadah dan diliburkannya sekolah merupakan hal yang kurang efektif.
Realistis saja.
Jika dilihat dari pola hidup masyarakat Indonesia. Sebagian besar dari kita belum mengenal tentang cara memanajemen keuangan dengan baik.
Masyarakat kita hidup dengan prinsip "hidup untuk hari ini, hari esok mah bodo amat".
Konyol memang, tapi beginilah faktanya. Ketika memiliki uang banyak sering kali kita bingung untuk menggunakannya sehingga uang tersebut dibelikan hal yang tidak penting yang justru akan semakin menurun nilainya.
Akibatnya, ketika mengalami PHK, dirumahkan atau dagangan sepi. Banyak yang tidak siap karena tidak memiliki dana darurat atau tabungan.
Langkah pemerintah untuk menghadapi pandemi corona juga memperlihatkan betapa tidak siapnya negeri ini.
Mengapa harus memaksakan mengikuti negara lain tentang lockdown serta pembatasan aktifitas yang dana/uangnya sebenarnya tidak siap.
Indonesia bahkan melakukan pinjaman uang ke Amerika dengan nominal yang cukup besar dengan tempo kurang lebih 50 tahun, yang menjadi hutang baru bagi anak cucu kita kelak.
Aku tidak menyalahkan pemerintah, aku hanya mengkritisi keputusan yang terlahir dari kepanikan pandemi corona ini.
Aku punya pandangan sendiri mengenai hal ini.
Menurutku, daripada melakukan lockdown, diliburkannya sekolah, dirumahkannya karyawan dan yang paling parah PHK. Bukankah lebih baik jika kita mengedukasi masyarakat Indonesia untuk mengenakan masker, rajin cuci tangan dan menerapkan pola hidup sehat?
Iya, sesederhana itu sebenarnya.
Tak perlu lah, buang - buang duit buat nyemprot desinfektan di jalan raya, di gang - gang sempit bahkan orang yang mau masuk ke daerah tertentu.
Cukup lakukan penegasan tentang pentingnya masker, cuci tangan dan jaga jarak yang aku rasa lebih hemat biaya daripada bagi - bagi Sembako, BLT, semprot desinfektan sana - sini yang sering kali kurang tepat sasaran.
Biarkan ekonomi tetap berjalan, biarkan pasar tetap buka, sekolah tetap berangkat, karyawan tetap bekerja. Namun dengan pengawasan serta ketentuan - ketentuan tertentu.
Tak perlu ikut - ikutan negara - negara maju yang siap secara finansial untuk melakuakan lockdown.
Cukup edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan, jaga jarak dan biarakan aktifitas berjalan normal seperti biasa.
Tulisan ini aku buat sebagai bentuk apresiasi terhadap pemerintah yang menyatakan berdamai dengan covid19 dan akan diberlakukannya New Normal per tanggal 1 Juni 2020 ini.
Yang mana konsep dari new normal tersebut tidak jauh beda dengan opiniku diatas.
Aku sangat mendukung langkah ini meski sebenarnya sudah terbilang telat. Namun, lebih baik telat daripada tetap seperi ini bukan? :)
Posting Komentar untuk "Tentang New Normal (Berdamai dengan COVID-19)"
Posting Komentar